Tuesday, December 28, 2010

Peranan Orang Tua Dalam Mengatasi Dampak Negatif Acara Televisi

Setiap orang tua memiliki tanggungjawab untuk selalu mengawasi anaknya dan memperhatikan perkembangannya, oeh sebab itu hal-hal yang sekecil apapun harus bisa diantisipasi oleh setiap orang tua mengenai dampak positif atau negatif yang akan ditimbulkan oleh hal yang bersangkutan. Begitu juga mengenai hal televisi ini, yang sudah nyata dampak negatifnya, sudah sepatutnya setiap orang tua mempersiapkan senjata untuk mengantisipasinya.

Dari begitu banyak dampak yang diakibatkan oleh tontonan televisi, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan oleh setiap orang tua, yaitu:
  • - Pilih acara yang sesuai dengan usia anak
Jangan biarkan anak-anak menonton acara yang tidak sesuai dengan usianya, walaupun ada acara yang memang untuk anak-anak, perhatikan dan analisa apakah sesuai dengan anak-anak (tidak ada unsur kekerasan, atau hal lainnya yang tidak sesuai dengan usia mereka).
  • - Dampingi anak memonton TV
Tujuannya adalah agar acara televisi yang mereka tonton selalu terkontrol dan orangtua bisa memperhatikan apakah acara tersebut masih layak atau tidak untuk di tonton.
  • - Letakan TV di ruang tengah, hindari menyediakan TV dikamar anak.
Dengan meyimpan TV diruang tengah, akan mempermudah orang tua dalam mengontrol tontonan anak-anaknya, serta bisa mengantisipasi hal yang tidak orang tua inginkan, karena kecendrungan rasa ingin tahu anak-anak sangat tinggi.
  • - Tanyakan 
Acara favorit mereka dan bantu memahami pantas tidaknya acara tersebut untuk mereka diskusikan setelah menonton, ajak mereka menilai karakter dalam acara tersebut secara bijaksana dan positif
- Ajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan lingkungan, bersosialisasi secara positif dengan orang lain.
Acara yang bisa dilakukan misalnya hiking, tamasya, siraturahim tempat sanak keluarg dan hal lainnya yang bisa membangun jiwa sosialnya.
  • - Perbanyak membaca buku, letakkan buku ditempat yang mudah dijangkau anak, ajak anak ke toko dan perpustakaan
  • - Perbanyak mendengarkan radio, memutar kaset atau mendengarkan musik sebagai mengganti menonton TV
Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena dengan mendenganrkan radio, anak akan terlatih kemampuan mendengarnya, jika kita bandingkan denga menonton televisi hanya merangsang anak untuk mengikuti alur cerita tampa menganalisis lebih lanjut dari apa yang dialihat dan dengar. Begitu juga dengan mendengarkan musik lebih baik dilakukan bila dibandingkan dengan menonton televisi karena bisa melatih perkembangan imajinasi anak.
peran orangtua adalah mengontrol, memantau dan memberikan pengertian dan kelonggaran aturan, agar anak merasa tidak tertekan. jika seorang Ibu Rumahtangga, tentunya dapat menemani anak-anak nonton TV dan jika ternyata acaranya tidak pas untuk anak, langsung bisa melarangnya. Tetapi jika Anda yang seharian bekerja di luar rumah diperlukan kebijakan yang sifatnya tidak menghukum anak. Antara lain, pesawat TV jangan terbuka. Taruhlah di kamar, dengan alasan untuk keamanan agar tidak dicuri orang, baru dikeluarkan pada jam yang telah ditetapkan. Atau carikan alternatif hiburan lain yang membuat anak dapat melupakan TV. Tetapi ingat, permainan yang dapat memacu kreativitas anak. Bila anak Anda telah cukup umur, barangkali dapat diberikan pelajaran tambahan atau sekadar menyalurkan hobinya. Dapat dipastikan anak dapat menerimanya bila diajak dialog dengan kondisi seperti teman. Bukan selaku orangtua yang telah dimitoskan suka menggurui dan mengatur anak (anak akan sebal). percobaan ini dapat Anda praktekkan. Pada permulaannya pasti akan sulit, tetapi selanjutnya akan berjalan lancar.

BUKAN SEGALA-GALANYA

Ciptakan pengertian sejak dini bahwa TV bukan segala-galanya, selain sebagai sarana informasi dan hiburan ala kadarnya. Maka dari itu, atmosfir keluarga pun jangan sampai memitoskan bahwa TV segala-galanya. Nyalakan TV seperlunya dan sebagai pendamping Anda dapat memutar lagu-lagu atau film kartun yang lucu-lucu melalui laser-disc. Atau, hidupkan lagi budaya mendengarkan radio. Dan, pada hari libur usahakan agar anak-anak diajak keluar rumah. Sehingga tidak terangsang menyalakan TV melulu.
Ciptakan jalinan kasih sayang yang mesra di antara keluarga, sehingga cara dialog/temu keluarga menjadi acara yang menarik dibandingkan dengan acara TV. Dalam kesempatan ini masing-masing dapat tukar cerita pengalamannya, sambil menikmati hidangan yang dimasak ibunya. Atau Anda suka masak bersama? Lakukan di dapur sambil bercanda dan sebelumnya Anda belanja bersama anak-anak dan suami. Dalam pertemuan yang mesra ini Anda dapat memberi pengertian kepada anak-anak, bahwa TV bukan segala-galanya, yang penting adalah pelajaran sekolah sebagai bekal masa depan.
Keberadaan orang tua dituntut untuk berperan lebih yaitu :
Pertama; memberi kesepakatan dengan jadwal kepada anak tentang mana acara yang boleh ditonton atau tidak, kapan boleh menonton, waktu beribadah, waktu belajar, waktu tidur, bahkan waktu membantu orang tua di rumah dan berikan sanksi bila melanggar.
Kedua; dampingi anak-anak pada saat menyaksikan acara televisi dan upayakan dialog atau diskusi mengenai tayangan yang ditonton termasuk juga iklan-iklannya.
Ketiga; pantau terus kegiatan anak di luar rumah, bergaul dengan siapa, dikhawatirkan kalau menonton film-film porno yang ada di rumah temannya yang tidak terpantau oleh orang tuanya.
Keempat; yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan yang mengandung nilai-nilai agama yang harus selalu diterapkan dan ditumbuhkan di rumah yaitu dengan cara mengikutsertakan pendidikan keagamaan di luar jam sekolah, agar anak-anak kita mendapatkan bekal nilai-nilai agama sehingga mampu berpikir jernih, punya rencana dan masa depan yang baik. Apabila ditumbuh-kembangkan pendidikan agama kepada anak-anaknya niscaya apapun arus informasi yang bersifat negative yang datang dari luar ataupun dari kecanggihan teknologi tidak akan berpengaruh bagi anak-anak karena sudah memiliki bekal dan filter untuk menyerap atau menyaring informasi-informasi yang sifatnya negatif.

No comments:

Post a Comment